19 March, 2010

Trip Laskar Pelangi #4

Hari kedua

Minggu, 14 Maret 2010

Trip hari kedua adalah tour de island alias tur dari pulau ke pulau. Setelah sarapan pagi, jam 8 pagi kami mulai bergerak menuju pantai Tanjung Kelayang untuk menuju Pulau Lengkuas dan sekitarnya. Perjalanan dari hotel menuju Tanjung Kelayang ditempuh dalam waktu 1 jam. Kenapa disebut Tanjung Kelayang? Karena ada batu berbentuk kepala burung Kelayang. Jadi dikasih nama Tanjung Kelayang. Sesampainya di sana langsung disambut dengan birunya air laut dan berkilaunya pasir putih. Tentu saja tidak akan dilewatkan untuk dicatatkan dalam sejarah alias foto-foto. Heheheh…. Setelah puas mencatatkan diri dalam sejarah kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Lengkuas dengan perahu motor ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Nakhkoda perahu motor kami berbaik hati dengan membawa kami berkeliling dan mendekati pulau dan formasi batu-batu besar di tengah laut. Sungguh cantik sangat laut di Belitung. Gak boong. Air lautnya beniiiinnggggg banget. Jadi pengen nyobain snorkeling. ^^ Sayang sekali saya gak punya peralatan snorkeling. Baiklah. Next budget buat beli casing underwater untuk kamera digital dan set peralatan snorkeling. Hahay….

Dan akhirnya sampai juga di Pulau Lengkuas. Subhanallah… cantiiiikkkkk…..indaaaahhh….banget. Wuaow…. Saya rasa pulau Tidung dan pulau Pramuka di Kepulauan Sribu pun kalah dengan pulau Lengkuas. Luas pulau Lengkuas kurang lebih 1 hektar. Pulau Lengkuas bisa dicapai dari Tanjung Kelayang atau Tanjung Binga. Menurut orang lokal lebih dekat dari Tanjung Binga jika menuju Pulau Lengkuas. Di pulau ini terdapat sebuah mercusuar tua yang dibangun Belanda tahun 1882. Seluruh dinding mercusuar ini terbuat dari plat besi. Dan ada 18 tingkat hingga puncak mercusuar. Di setiap lantai mercusuar terdapat 2 buah jendela yang menyuguhkan pemandangan yang berbeda. Naiklah sampai puncak, maka Anda akan dapat melihat pemandangan keseluruhan pulau Lengkuas.

Kami berpuas-puas berfoto-foto di pulau Lengkuas sampai jam 1 siang. Dan di sinilah tragedi pulau Lengkuas terjadi. Setelah puas foto-foto dari atas mercusuar, saya turun dan cari cemilan. Hp yang tadinya untuk foto-foto di atas saya kantongi di kantong celana saya. Berhubung sudah bosan hanya duduk-duduk di tepi pantai dan laut sudah melambai-lambai memanggil. Saya langsung nyebur ke laut. Sudah sempat saya melambai-lambaikan tangan pada mb Rini, mb Lusi, dan mb Titi. Beniiinnggg banget airnya. Huufff… senangnya. Saya benerin celana yang agak kedodoran karena tersapu-sapu ombak. Dan…hei…apa ini?!!! WHAT?!! HAPE GUEEEE!!!! Hiyaaa…langsung ngibrit minggir dengan susah payah karena di tepi pantai banyak batu-batu granit yang licin. Takut kepleset. Buru-buru saya lepas baterai hp. Saya kibas-kibaskan supaya airnya keluar. Hiks… sudah deh tamat pikir saya. Gimana gak tamat, kena air laut.. sambil makan siang, saya nungguin hape dijemur. Emang sih cepet kering. Tapi masih ada yang terjebak di LCD. Hiks… langsung berkarat. Diberi pertolongan pertama pada kecelakaan udah. Tapi untuk pertolongan lebih lanjut gak bisa dilakikan. Ya gimana? Saya ka nada di pulau yang jauh di tengah laut. Baru kembali ke kota baru sore hari. Sedangkan di Tanjung Pandan pun saya tidak tau ada dimana servis hape. Alhasil hape baru saya bawa ke tempat servis hape sore keesokan harinya setibanya saya di Bekasi. T_T Dan diagnosanya adalah harus ganti sparepart dan itu di atas 200 ribu. Jika dijumlahkan semua beserta jasa servisnya menghabiskan biaya 400 ribu. Hiyaaaa… Mending nunggu bentaran dibeliin hape baru. ToT

Dari Pulau Lengkuas kami kembali berlayar (halah…) menuju Pulau Burung. Dinamakan Pulau Burung karena ada batu granit yang berbentuk kepala burung. Di sini kami akhirnya nyebur abis-abisan. Hahay… Panas terik. Jam 2 siang mandi laut. Mana asin banget lagi air lautnya. Ya iyalah asin… kalo gak asin dah gue minum kali. Bening banget. Heheheheh…. Sudah bosan di sini, kami beranjak menuju Batu Berlayar. Batu Berlayar ini sebenarnya gugusan batu granit di tengah laut. Dinamakan Batu berlayar karena batunya pipih besar menjulang, seperti layar. Di sini kami cuma sebentar saja. Gak perlu lama-lama. Lha wong cuma batu. ^^.

Kembali menepi ke pantai Tanjung Kelayang. Istirahat sejenak untuk kemudian melanjutkan menuju pantai Tanjung Tinggi. Untuk menikmati sunset. Di sinilah lokasi kejadian syuting Laskar Pelangi. Memang keren banget ni pantai. Penuh dengan batu-batu granit besar. Sebesar rumah. Mantabh. Mungkin karena banyak orang yang penasaran seperti apa sih pantainya. Karena sudah terkenal melalui film Laskar Pelangi, pantai ini jadi kotor. Yah tipikal pantai yang sudah terjamah manusia-manusia. Apa lagi manusia-manusia yang taunya hanya pergi main dan tanpa mempedulikan kebersihan. Tapi saya memang tidak melihat adanya tempat sampah. Apa pun itu bentuknya.

Sambil menanti sunset, berhubung kami agak kelaparan. Jadi kami pergi makan ke warung makan yang ada di situ. Pilihan jatuh pada RM SEDERHANA.

Mb Lusi: “ibu, di sini jual seafood gak? (baca: sifud)?

Ibu Penjual : “ oh di sini gak ada sifud. Semua warung makan di sini gak jual sifud.”

Kami: (Nah lho… trus juwalan apa dunk?)

Mb Lusi: “ oh gak ada bu? Lalu di sini adanya apa?”

Ibu Penjual: “ Di sini jual yang biasa aja. Udang, Cumi, Ikan…”

Kami: (terpesona…takjub dan bengong. gubraks!!!...)

Mb Lusi: “Oooohhhh…..”

Mb Lusi: “ kalo gitu boleh liat menu-nya gak bu?.”

Ibu Penjual: “ wah di sini gak ada menu. ” (si ibu mengira “menu” ini jenis makanan)

Kami: (mikir gimana cara pesennya kalo gak ada daftar menu)

Ibu Penjual: “ di sini bisa udang goreng tepung, cumi goreng tepung…bla…bla…bla..”

Bwahahahahah… kami udah ngakk abis dengan kejadian itu. Poloooossss…..

Kami pesan minum air teh tawar hangat. Dan yang datang adalah …jreng…jreng… air teh tawar dingin. Wedew… setelah mb Titi konfirmasi ke Ibu Penjual, yang dikatakan si Ibu Penjual adalah “ loh itu kan teh tawar hangat pake es.” Twewewwww….. Kami ngakak sengakak-ngakaknya. Lah pegimane caranya? Jiahahahaha…. Kalo inget kejadian ini saya selalu ngakak. Hadeh….

Hari ketiga

Senin, 15 Maret 2010

Kami dijadwalkan kembali ke Jakarta jam 11.55. jadi, jam 10 kami harus sudah berangkat menuju bandara.

Pagi hari adalah acara bebas. Karena mb Rini pengen nyobain kopi Belitung, jadi lah kami nongkrong di warung kopi. Segelas 3000 rupiah saja. Selesai ngopi kami cari oleh-oleh. Oleh-olehnya hanya krupuk…krupuk dan krupuk. Ya sudah beli kerupuk. Kami meumtuskan untuk tidak sarapan pagi di hotel. Kami sarapan di luar hotel. Tapi makanannya dari hotel… hahaha…gak deng. Sepertinya menu sarapan pagi di Belitung adalah mie ayam. Dimana-mana mie ayam. Alhasil kami makan mie ayam jamur. Ada warung mie ayam di dekat hotel. Warung mie ayam jamur “Rumah Besar”. Porsi besar. Banyak kali. Kenyang cum.

Kami check out dari hotel jam 10. dan langsung menuju bandara. Ternyata cuma setengah jam saja dari Tanjung Pandan sampai ke bandara H.A. Hanandjoedin. Dan tidak disangka-sangka. Bandaranya memang keciiilllll banget. Tempat check in dan boarding jadi satu. Cuma ada 4 counter. Dan yang lucu, petugas check in Batavia harus ditelpon dulu supaya datang. Padahal kami sudah berkerumun di depan loket. Petugas check in yang aneh. Hehehehe…

Penerbangan berangkat dan pulang tidak ada yang delay. Semua tepat waktu. Bagus. Pertahankan.

Saya harap bisa kemabli lagi ke Belitung. Pasti saya akan datang lagi. ^^v

No comments: