24 January, 2010

Gugatan-gugatan hati #1

perjalanan pulang menuju Bekasi ada-ada aja kejadian yang mengusik hati dan emosi. selama di bis Merak-Bekasi masih biasa saja. karena sepanjang jalan saya tidur. yup seperti biasanya. huehehehe... soalnya semalem tidur jam setengah 2. jadi masih ngantuk. kewkekek...

begitu tiba di Bekasi, tepatnya Unisma. saya turun perempatan Unisma. lalu lanjut naik angkot menuju kos. nah ini cerita mengenai angkot 07 yang saya naiki. karena di perempatan Unisma situ rame sekali. banyak angkot dengan berbagai jurusan. tentunya membuat jalanan agak tersendat a.k.a macet. si sopir angkot 07 ini jalan pelan-pelan sambil nyari penumpang. lalu dia meminggirkan kendaraannya dengan semena-mena. grasak-grusuk. dan sebenernya sudut untuk minggir itu gak pas n gak nyampe karena di pinggir jalan udah ada angkot lain yang berenti juga. angkot yang saya naikin ini maksa minggir, alhasil nyerempet dah. sepertinya kaca spion angkot 31 itu patah, lampu sign pecah. dah gitu supir angkot 07 ini malah yang bersungut-sungut. lah orang dia yang salah kok malah nyalahin orang lain. dudul banget kan? tapi rupanya ini supir angkot 07 gak punya nyali juga. akhirnya dia kabur. tancap gas. huh...jirih penakut.

masih banyak orang yang egois. dan gak mau mengalah. justru menyalahkan orang lain. ah..jangan-jangan saya juga begitu lagi. whew...

hayah...saiki lali arep nulis opo. padahal tadi ada banyak gugatan-gugatan hati yang pengen ditulis. ya mis sak mene disik. nanti dilanjut lagi.

to be continued...

19 January, 2010

This Afternoo After The Rain



Akhirnya cerah juga setelah sehari semalam hujan. Cerah sore ini. Lumayan bwt memanaskan (baca: mengeringkan) cucian pakaian. :-P

HAVE A NICE AFTERNOON!

Little Sofi

Sedikit menyesal dan merasa bersalah ketika diberitahu bahwa ayah dari Little Sofi meninggal. Kenapa? Karena sebelumnya saya sedang bersuka ria, bersenang-senang dengan kawan-kawan. Little Sofi bukanlah siapa-siapa saya. Saudara bukan, teman dekat juga bukan. Little Sofi hanyalah seorang gadis kecil tetangga saya di dekat rumah yang saya kenal namanya saja dari adik saya. Bahkan saya pun belum pernah melihat seperti apa Little Sofi ini. Yang saya tahu ayah Little Sofi sedang sakit parah, kanker getah bening di leher. Beberapa bulan terakhir ini dirawat di rumah sakit dan beberapa kali ibu dan adik saya datang menjenguk. Saya belum ada kesempatan untuk menjenguknya.

 

Sepertinya saya bisa merasakan apa yang dirasakan Little Sofi. Sekecil itu sudah harus kehilangan figur seorang ayah. I know how does it feel.

 

Untuk Little Sofi dan adik… yang sabar dan tabah ya. Semoga bisa menjadi gadis yang tegar.

 

13 January, 2010

36 detik

Calling...

08132809xxxx

gue: (nomor sapa neh? ....mikir... oh...angkat gak ya. jangan2 yang telpon cewe. curige mode on)

gue: (diem sesaat...mendengarkan...)

suara di ujung sana (SDUS) : halo...ya halo...(kebiasaan...hihii)

gue: eh iya halo...ada apa?

SDUS: dimana? udah di kos?

gue: iya di kos. kenapa?

SDUS: lagi ngapain?

gue: (bingung mau jawab apa...) nonton tipi. metrotipi.

SDUS: oh ya udah. gitu aja.

gue: eh...gitu doang? dasar. penting ya...hehehe...

SDUS: udah ya. daahhh.

gue: ya. (bingung)

klik. sambungan terputus.

hehehe...hadoohhh... tadi tuh apa ya? hihihih...

kenapa selalu senang ketika mendengar suaranya? huuufff...

thanks for your 36 second call phone.

08 January, 2010

Bi Asertif

Hari rabu kemaren (06/01/10) saya pergi ke supermarket untuk membeli coklat. Dari sekian kasir yang ada, saya memilih kasir di bagian paling kanan, dekat dengan penitipan tas. Karena kasir yang lain pembelinya bawa barang belanjaan banyak banget.

 

Di depan saya ada 2 orang pembeli. Akhirnya giliran saya dilayani oleh kasir. Tiba-tiba dari belakang ada mbak-mbak berkerudung dan berbaju ungu menaruh sekantong buah jeruk di meja kasir. “maaf sebentar”. Kemudian beliau ini menuju tempat penitipan tas untuk mengambil titipannya. Dan entah mengambil barang lain. Lalu langsung menyela saya yang jelas-jelas itu giliran saya. Benar-benar kesal. Br*ngs*k!! Saya kira dia sudah ada abelanjaan sebelumnya di kasir dan masih ada barang yang lupa untuk dibeli. Itu gak ada!!!! Jelas-jelas dia menyela antrian. Kala itu keadaan emosi dan mood saya tidak bagus. Sangat…sangat tidak bagus. Hampiiirrr saja saya marah. Muntab. Tapi kalo saya marah, pasti saya nangis. Gak kuat. Jadi saya diamkan saja sambil saya liatin dari ujung kepala sampai kaki dengan yah…dengan ekspresi marah. Eh…tapi ini orang gak sadar juga. Sh*t!! Gak tau sopan santun. Gak tau adab.

 

Selesai membayar belanjaan saya, saya bener-bener ngomel2 pada teman saya. Yang kebetulan juga pergi belanja dengan saya. Curhat abis. Kata teman saya “ Itulah jeleknya kamu. Gak mau ngomong langsung.” Apa saya bukan orang yang asertif?

 

Asertifitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. (www.e-psikologi.com)

 

Menurut kamus Wikipedia assertivenesss is a trait taught by many personal development experts and psychotherapists and the subject of many popular self-help books. It is linked to self-esteem and considered an important communication skill.

 

Berarti saya harus banyak berlatih ya untuk menjadi seorang yang asertif. Kebanyakan dan sering saya memendam apa yang saya rasakan dan pikirkan terutama untuk mengatakan bahwa saya tidak suka atau tidak setuju dengan sesuatu hal. Pasti tidak baik untuk kesehatan badan jika terus menerus memendam kesedihan dan kemarahan tanpa diungkapkan. But I really can’t do that. Karena jika saya marah dengan berkata-kata pasti saya yang kalah. Dan akhirnya saya menangis. Dudul kan itu namanya.

 

Sudah seringkali saya memendam ketidaksukaan saya terhadap sesuatu. Sehingga masalah makin berlarut-larut. Padahal hanya hal sepele. Itu karena saya tidak mengatakan langsung apa yang saya rasakan dan pikirkan.

 

Yup…marilah belajar menjadi asertif.

Salam Ngemis

Reposting dari imel berantai di ofis. Entah dapet dari mana. Enjoy the article. ^_^

Simbah gak tahu, ini khas Jakarta saja atau di daerah lain berlaku sama. Yang jelas di tempat asal Simbah, model salam yang beginian tidaklah lazim didapati. Diawali dengan teriakan "Assalamu'alaikum" ... trus diakhiri dengan teriakan agak pelan "sedekahnya buu...".

Yang mbikin Simbah gerah adalah salamnya itu. Dari teriakan salamnya itu, konsekwensi image yang terbentuk nggak enak dibayangin.

1. Memberi kesan bahwa tukang ngemis itu mesti muslim. Meskipun sekaligus bisa juga positip tingking, bahwa yang suka bersedekah itu muslim. Tapi yang awal lebih mengena, karena pemberi salam adalah yang memulai.

2. Merendahkan nilai salam. Karena salam ini biasa digunakan sebagai preambule ngemis, maka setiap kali ada ucapan salam konotasinya ngemis. Pernah ada seorang guru ngaji bertamu dan ngucap salam, dijawab dari dalam oleh si empunya rumah... "maap aja pak..".

3. Si Pemberi salam asal lempar salam. Dia nggak tahu si empunya rumah ini orang kapir kures jahiliyah atau Budha atau Zarathustra ataukah bener-bener muslim. Padahal salam seperti ini khas untuk muslim saja.

4. Jawaban salam harusnya "Wa'alaikumsalam", tapi gara-gara penyelewengan ini jawabannya seringkali adalah "maap aja pak.." atau "maap aja buu...". Ini pelecehan... baik yang memulai maupun yang menjawab salam..

Simbah lebih suka melihat orang yang dengan gigih jualan makanan atau barang yang sebenarnya sepele dan harganya gak seberapa tapi dilakoni dengan sungguh-sungguh. Lihatlah orang yang jualan garam.. nilai total jualannya -meskipun naik sepeda dipenuhi garem sak hohah- tidak lebih dari 150 rebu ripis. Nilai yang sama yang harus dikeluarkan untuk njengking selama 2 jam di hotel berbintang 5. Tapi inilah justru Sang Pemberani. Berani melakoni hidup tanpa harus ngemis, nyebar salam palsu dari pintu ke pintu.

Bini simbah pernah beli krupuk yang rasanya ngudubilah setan alas..asiin ... seharga dua rebu ripis. Itu krupuk dibeli bukan karena rasanya... tapi lebih karena menghargai keberanian si penjualnya untuk menjauhi ngemis. Mengeluarkan seribu duaribu buat mereka lebih membanggakan hati daripada diberikan kepada pemuda berotot kekar yang bisanya paitan/modal abab, mbaca puisi .. ngeman methekole. Gur nggo medhen-medheni sing dijaluki duwit. Diberi mangatus mlotot, apalagi cepek... iso-iso mencothot.

Pariasi ngemis inipun tidak hanya merambah area 'salam' saja. Cobalah naik kereta api kelas ekonomi atau bisnis.
Seribu satu macem cara dipakai untuk merangkai jurus-jurus maut partai Kai Pang ini. Ada bapak-bapak jenggoten sangar nggendong bayi, ada embah-embah buta dituntun ibu-ibu kumal, ada yang ngesot kayak suster (loh..??) ada juga yang pakai jurus klasik dengan hanya berbekal 3 kata... "Bang, minta bang...!"

Selain pariasi, ada juga topeng atau kedoknya. Ada yang berkedok jadi tukang sapu, tukang sulak, ataupun tukang mbeliin tiket. Intinya ngemis. Bahkan ngamen pun dipake kedok juga. Ha wong ada yang bisu tapi nekat ngamen... simbah sampe melu ngenes...

Inilah yang mbikin Simbah kadang gak habis pikir sama orang-orang kaya negeri ini.
Ulang tahun bayi precil umur 3 tahun saja sampe habis anggaran 10 juta. Ngentertain pejabat magrok di resto cuma mak nyuk gitu aja habis 5 jutaan. Gek iki sing dipangan opo sate cocakrowo utowo semur tengkek urang po yo..?? Studi banding...hoeekhh.. ke monco negoro sak anak bojo, putu, ponakan, tonggo.. dikukut kabeh.. makan harta negara milyaran. Tambah koplo lagi kalo materi studi bandingnya tentang kemiskinan. Nyinau tentang kere kok ndadak tekan njaban rangkah lho..

Belum kaum hedonisnya. Pernah lihat harga-harga baju di Plaza paling terkenal di Indonesia? Harga sempak nya thok saja bisa nguripi keluarga pengemis sampai seminggu lebih. Harga dasinya bisa buat mborong sego kucing untuk 5 kesebelasan. Belum harga bajunya. Padahal bajunya itu kalo dipake tetep saja masih ngumbar aurot... ha kok malah muahalnya pol... duh Gusti paringono dahar..

Mangkanya kok pulo Jawa dan Sumantrah dihorog-horog terus. Rupa-rupanya untuk memaksa agar orang yang kaya mau berbagi tho...
Kuwi yen gelem.. Lha mau apa gak sih..??

07 January, 2010

IGo part.2

Melanjutkan postingan sebelumnya, IGo.

Apakah menjadi egnisg htu salah? Kalo setiap orang gak egois, gimana dia bisa mendapatkan apa yg dia mau atau inginkan? Pasti adanya ngalah mulu, dan pada akhirnya gak dapet apa yg dia inginkan.

Tapi lalu kenapa setiap orang egois selalu salah. Yah selama egoisnya gak keterlaluan dan pada tempatnya, so what gitu loh? Boleh kan?

Ini mungkin tulisan yang egois juga. Hahaha...tulisan untuk pembenaran sikap egois gw. :-P

I'm sorry if i become selfish.

06 January, 2010

Menunggu


Di sinilah dan seperti inilah saya dan teman2 yang lain saat menunggu bis jemputan. Karena ini masih pagi jadi belum banyak orang yang datang. Dan biasanya pas bis datang,langsung deh..grudukk..kayak penumpang di terminal saat lebaran. Huahahaha... Takut gk kebagian tempat duduk. Untung aja gk ada yg naik lewat jendela. Huehehe... Gk kebayang deh. Xixixixi...

Naiknya rebutan karena semua pengen naik bis yang paling pagi. Makin pagi makin banyak waktu buat sarapan. Saya juga naik bis yang paling pagi. Biar di loker n pas absen gk antri. Fiuh.. Makan antri. Absen antri. Semua serba antri. Yah maklum karyawannya ada 3000 orang. Bayangpun...

Ini mana bis jemputan gk dateng2. Kan harus antri sarapan. Cape deh.

Selamat pagi dan antri! Antri foveva!!

20 menit

Selamat pagi sodara!!!

Hope you get some a beautiful day!!

masih ada 20 menit lagi sebelum saya berangkat kerja. lumayan buat posting blog yang rada gak jelas ini. ^^

iya... saya kalah lagi. kalah menuju kebaikan. keduluan lagi. seorang teman sudah menutup aurat. dan gue sampai saat ini masih saja niat..niat dan niat. ah...dudulnya diriku. masih saja kepanasan karena getting closer to hell door. huhuhu...kalo kayak begini sapa yang stupid coba?

c'mon ta...what are you waiting for? nunggu beliau mendapat pencerahan? kapan? bagaimana mau dapat pencerahan kalo kamu aja tidak menunjukkan bahwa cahaya itu indah.

haduh..kurang sepuluh menit dan masih dapet tulisan seperti ini?

apa lagi ya? oh...diajakin liburan ke Belitung pertengahan MAret ini. ada libur lumayan panjan. 4 hari jo. itu mah udah bisa ngelayap kemana aja. kekkekeke... wow...belum hunting tiket murah. nanti malem deh.

sudah ya. ganti postingan lain deh. yuk bubay. have a nice day everybody!!!

05 January, 2010

IGo

“ tuh kan egoisnya mulai keluar…”

 

Emang gak boleh ya egois? Jadi harus selalu mengalah? Lalu orang2 yang minta agar gue gak egois apa itu juga gak egois? Hhhh…

Hah… selalu saja salah diakhirnya. Yap lagi2 gue yang salah. Semua yang gue lakuin salah. Jangan2 gue hidup pun suatu kesalahan. Sh*t!!!

 

Feeling so bad 3 hari terakhir ini. Dia gak mengucapkan suatu kata pun. Even basa-basi yang gak tulus pun, TIDAK. Jadi kesimpulannya gue yang harus ngalah. Gitu? Padahal dia yang salah (menurut gue…). Sungguh gue gak suka dengan keadaan ini. Diem2an. Yang biasanya ngobrol cekakak-cekikik. Ini…huuuff…DIAM TANPA KATA.

 

Harus diakhiri. Haruskah gue yang mengalah? Membuang semua rasa gengsi. Hhh… I wish I could…

04 January, 2010

Kecemburuanku

Belasan tahun…

Aku cemburu padanya yang mempunyai banyak bulan.

Aku cemburu padanya yang bersinar terang.

Aku cemburu padanya yang mempunyai banyak warna.

Aku cemburu padanya yang selalu mendapat kejora.

Aku cemburu padanya yang selalu memegang tali.

 

Sungguh aku cemburu.

Mungkin aku hanya pecahan bintang di antara sejuta mentari.

 

 

ketika sedang merasa kedudulan meningkat

 

01 January, 2010

010110

Yang ada malah ngantuk di hari pertama taun 2010. Gimana gk ngantuk, tidur jam 1 pagi dan harus bangun pagi pulak. Enaknya tidur ampe siang. Gk melakukan apa2. Malas2an.