30 March, 2010

Tragedi A3

Di sebuah area pengecekan hasil proses trial untuk sebuah produk baru. Operator Process Inspection akan mengecek hasil proses yang sudah dilakukan. Beliau butuh gambar yang lebih besar.

Process Inspection (PI): gambarnya terlalu kecil. (gambar diprint dalam bentuk kertas A4)

Engineer 1 (E1): Tolong dong Engineer 2 gambarnya diprint di kertas A3.

Engineer 2 (E2): oh iya. baik. (pergilah Engineer 2 menuju office untuk menge-print gambar)

PI dan E1 menanti dengan tidak sabar.

E2: (datang tergopoh-gopoh) Ini gambarnya. (menyerahkan kertas A3)

PI dan E1: ......(bengong dan speechless)....

E2: eh..lho? bener kan ini A3?

PI dan E1: BUKAAAANNNNNN.....

E2: ini kan bener di-print di A3. agak lega-an.

PI: kepala lo lega.....

karena yang diserahkan E2 adalah gambar masih dalam format A4 tapi di-print di kertas A3. jadi sama aja kekecilaaaaannnnnnn......... bwahahahaha... engineer macam mana pulak ini. jiaaahhh.....

26 March, 2010

Jalan yang 'BENAR'


Seperti inilah peta perjalanan pulang saya setiap pulang makan malam dari belakang BCP. Dari tempat makan sampai kos saya, bisa ditempuh dengan 10 menit jalan kaki. Kalo naik angkot cuma 3-5 menit. Tergantung angkotnya, ngetem apa gak.




Alkisah, setiap kali pulang dari makan sore (baca: malam) di belakang Bekasi Cyber Park, saya selalu berjalan kaki. Yah itung-itung ngirit ongkos dan olah raga dikit lah. Biar badan gak manja. Jalur berjalan kaki saya seperti yang ditunjukkan dengan bulatan dan garis putus-putus berwarna oranye. Saya menyeberang jalan menuju depan terminal Kayuringin, lalu menyusuri pinggir jalan (gak ada trotoar) berlawanan arah dengan kendaraan. Kemudian di depan gereja saya menyeberang jalan lagi. Biasanya saya berhenti dahulu di pembatas jalan di tengah. Karena kendaraan dari arah yang berpanah ungu selalu ramai. Terutama motor. Gak ada yang jalannya pelan. Heran gue. Karena itu merupakan jalan yang menuju arah jalan besar dan bukan sebaliknya, tentu saja saya hanya memperhatikan kendaraan dari sebelah kiri saya. Jarang sekali saya memperhatikan apakah ada kendaraan yang mungkin tiba-tiba slonong boy ke jalur itu. Gak bisa dong. Kan bukan jalannya. Pernah suatu kali saya hampir tertabrak kendaraan yang berlawanan arah (lihat panah merah). Bukan salah saya dong? Saya berada di jalan yang benar. Entah kenapa angkot yang menuju BCP (1) dan motor yang menuju ke 2 dan 3 (entah mana itu) selalu saja melewati jalur berpanah merah. Mana ada itu?

Saya selalu saja geregetan pada pengemudi kendaraan bermotor yang bandel ini. Padahal tempat untuk memutar tidak begitu jauh. Hanya sekitar 2-3 meter saja. Dasar pemalas!!! Nanti kalau sudah ada yang kecelakaan tertabrak mobil, baru deh ada tindakan pencegahan. Mmm… saya rasa pasti sudah ada yang pernah celaka di situ. Cuma saya saja yang tidak tau. Hmmm….

Mari berperilaku tertib dalam berlalu lintas demi keselamatan bersama.




19 March, 2010

Trip Laskar Pelangi #4

Hari kedua

Minggu, 14 Maret 2010

Trip hari kedua adalah tour de island alias tur dari pulau ke pulau. Setelah sarapan pagi, jam 8 pagi kami mulai bergerak menuju pantai Tanjung Kelayang untuk menuju Pulau Lengkuas dan sekitarnya. Perjalanan dari hotel menuju Tanjung Kelayang ditempuh dalam waktu 1 jam. Kenapa disebut Tanjung Kelayang? Karena ada batu berbentuk kepala burung Kelayang. Jadi dikasih nama Tanjung Kelayang. Sesampainya di sana langsung disambut dengan birunya air laut dan berkilaunya pasir putih. Tentu saja tidak akan dilewatkan untuk dicatatkan dalam sejarah alias foto-foto. Heheheh…. Setelah puas mencatatkan diri dalam sejarah kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Lengkuas dengan perahu motor ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Nakhkoda perahu motor kami berbaik hati dengan membawa kami berkeliling dan mendekati pulau dan formasi batu-batu besar di tengah laut. Sungguh cantik sangat laut di Belitung. Gak boong. Air lautnya beniiiinnggggg banget. Jadi pengen nyobain snorkeling. ^^ Sayang sekali saya gak punya peralatan snorkeling. Baiklah. Next budget buat beli casing underwater untuk kamera digital dan set peralatan snorkeling. Hahay….

Dan akhirnya sampai juga di Pulau Lengkuas. Subhanallah… cantiiiikkkkk…..indaaaahhh….banget. Wuaow…. Saya rasa pulau Tidung dan pulau Pramuka di Kepulauan Sribu pun kalah dengan pulau Lengkuas. Luas pulau Lengkuas kurang lebih 1 hektar. Pulau Lengkuas bisa dicapai dari Tanjung Kelayang atau Tanjung Binga. Menurut orang lokal lebih dekat dari Tanjung Binga jika menuju Pulau Lengkuas. Di pulau ini terdapat sebuah mercusuar tua yang dibangun Belanda tahun 1882. Seluruh dinding mercusuar ini terbuat dari plat besi. Dan ada 18 tingkat hingga puncak mercusuar. Di setiap lantai mercusuar terdapat 2 buah jendela yang menyuguhkan pemandangan yang berbeda. Naiklah sampai puncak, maka Anda akan dapat melihat pemandangan keseluruhan pulau Lengkuas.

Kami berpuas-puas berfoto-foto di pulau Lengkuas sampai jam 1 siang. Dan di sinilah tragedi pulau Lengkuas terjadi. Setelah puas foto-foto dari atas mercusuar, saya turun dan cari cemilan. Hp yang tadinya untuk foto-foto di atas saya kantongi di kantong celana saya. Berhubung sudah bosan hanya duduk-duduk di tepi pantai dan laut sudah melambai-lambai memanggil. Saya langsung nyebur ke laut. Sudah sempat saya melambai-lambaikan tangan pada mb Rini, mb Lusi, dan mb Titi. Beniiinnggg banget airnya. Huufff… senangnya. Saya benerin celana yang agak kedodoran karena tersapu-sapu ombak. Dan…hei…apa ini?!!! WHAT?!! HAPE GUEEEE!!!! Hiyaaa…langsung ngibrit minggir dengan susah payah karena di tepi pantai banyak batu-batu granit yang licin. Takut kepleset. Buru-buru saya lepas baterai hp. Saya kibas-kibaskan supaya airnya keluar. Hiks… sudah deh tamat pikir saya. Gimana gak tamat, kena air laut.. sambil makan siang, saya nungguin hape dijemur. Emang sih cepet kering. Tapi masih ada yang terjebak di LCD. Hiks… langsung berkarat. Diberi pertolongan pertama pada kecelakaan udah. Tapi untuk pertolongan lebih lanjut gak bisa dilakikan. Ya gimana? Saya ka nada di pulau yang jauh di tengah laut. Baru kembali ke kota baru sore hari. Sedangkan di Tanjung Pandan pun saya tidak tau ada dimana servis hape. Alhasil hape baru saya bawa ke tempat servis hape sore keesokan harinya setibanya saya di Bekasi. T_T Dan diagnosanya adalah harus ganti sparepart dan itu di atas 200 ribu. Jika dijumlahkan semua beserta jasa servisnya menghabiskan biaya 400 ribu. Hiyaaaa… Mending nunggu bentaran dibeliin hape baru. ToT

Dari Pulau Lengkuas kami kembali berlayar (halah…) menuju Pulau Burung. Dinamakan Pulau Burung karena ada batu granit yang berbentuk kepala burung. Di sini kami akhirnya nyebur abis-abisan. Hahay… Panas terik. Jam 2 siang mandi laut. Mana asin banget lagi air lautnya. Ya iyalah asin… kalo gak asin dah gue minum kali. Bening banget. Heheheheh…. Sudah bosan di sini, kami beranjak menuju Batu Berlayar. Batu Berlayar ini sebenarnya gugusan batu granit di tengah laut. Dinamakan Batu berlayar karena batunya pipih besar menjulang, seperti layar. Di sini kami cuma sebentar saja. Gak perlu lama-lama. Lha wong cuma batu. ^^.

Kembali menepi ke pantai Tanjung Kelayang. Istirahat sejenak untuk kemudian melanjutkan menuju pantai Tanjung Tinggi. Untuk menikmati sunset. Di sinilah lokasi kejadian syuting Laskar Pelangi. Memang keren banget ni pantai. Penuh dengan batu-batu granit besar. Sebesar rumah. Mantabh. Mungkin karena banyak orang yang penasaran seperti apa sih pantainya. Karena sudah terkenal melalui film Laskar Pelangi, pantai ini jadi kotor. Yah tipikal pantai yang sudah terjamah manusia-manusia. Apa lagi manusia-manusia yang taunya hanya pergi main dan tanpa mempedulikan kebersihan. Tapi saya memang tidak melihat adanya tempat sampah. Apa pun itu bentuknya.

Sambil menanti sunset, berhubung kami agak kelaparan. Jadi kami pergi makan ke warung makan yang ada di situ. Pilihan jatuh pada RM SEDERHANA.

Mb Lusi: “ibu, di sini jual seafood gak? (baca: sifud)?

Ibu Penjual : “ oh di sini gak ada sifud. Semua warung makan di sini gak jual sifud.”

Kami: (Nah lho… trus juwalan apa dunk?)

Mb Lusi: “ oh gak ada bu? Lalu di sini adanya apa?”

Ibu Penjual: “ Di sini jual yang biasa aja. Udang, Cumi, Ikan…”

Kami: (terpesona…takjub dan bengong. gubraks!!!...)

Mb Lusi: “Oooohhhh…..”

Mb Lusi: “ kalo gitu boleh liat menu-nya gak bu?.”

Ibu Penjual: “ wah di sini gak ada menu. ” (si ibu mengira “menu” ini jenis makanan)

Kami: (mikir gimana cara pesennya kalo gak ada daftar menu)

Ibu Penjual: “ di sini bisa udang goreng tepung, cumi goreng tepung…bla…bla…bla..”

Bwahahahahah… kami udah ngakk abis dengan kejadian itu. Poloooossss…..

Kami pesan minum air teh tawar hangat. Dan yang datang adalah …jreng…jreng… air teh tawar dingin. Wedew… setelah mb Titi konfirmasi ke Ibu Penjual, yang dikatakan si Ibu Penjual adalah “ loh itu kan teh tawar hangat pake es.” Twewewwww….. Kami ngakak sengakak-ngakaknya. Lah pegimane caranya? Jiahahahaha…. Kalo inget kejadian ini saya selalu ngakak. Hadeh….

Hari ketiga

Senin, 15 Maret 2010

Kami dijadwalkan kembali ke Jakarta jam 11.55. jadi, jam 10 kami harus sudah berangkat menuju bandara.

Pagi hari adalah acara bebas. Karena mb Rini pengen nyobain kopi Belitung, jadi lah kami nongkrong di warung kopi. Segelas 3000 rupiah saja. Selesai ngopi kami cari oleh-oleh. Oleh-olehnya hanya krupuk…krupuk dan krupuk. Ya sudah beli kerupuk. Kami meumtuskan untuk tidak sarapan pagi di hotel. Kami sarapan di luar hotel. Tapi makanannya dari hotel… hahaha…gak deng. Sepertinya menu sarapan pagi di Belitung adalah mie ayam. Dimana-mana mie ayam. Alhasil kami makan mie ayam jamur. Ada warung mie ayam di dekat hotel. Warung mie ayam jamur “Rumah Besar”. Porsi besar. Banyak kali. Kenyang cum.

Kami check out dari hotel jam 10. dan langsung menuju bandara. Ternyata cuma setengah jam saja dari Tanjung Pandan sampai ke bandara H.A. Hanandjoedin. Dan tidak disangka-sangka. Bandaranya memang keciiilllll banget. Tempat check in dan boarding jadi satu. Cuma ada 4 counter. Dan yang lucu, petugas check in Batavia harus ditelpon dulu supaya datang. Padahal kami sudah berkerumun di depan loket. Petugas check in yang aneh. Hehehehe…

Penerbangan berangkat dan pulang tidak ada yang delay. Semua tepat waktu. Bagus. Pertahankan.

Saya harap bisa kemabli lagi ke Belitung. Pasti saya akan datang lagi. ^^v

14 March, 2010

Pulau Lengkuas #2


Pulau Lengkuas dari atas mercusuar

Pulau Lengkuas


Keren abis.

13 March, 2010

Trip Laskar Pelangi #3

SD MUHAMMADIYAH GANTONG nya laen ama yg di film. Yah mgkn karena bukan di tempat asal shooting filmnya. Sudah tidak berkesan jadul.

Abis dari situ, cabs lagi menuju Bendungan Pice. Bendungannya gedeee banget. Yah bayangpun lebar sungai yang dibendung itu selebar sungai bengawan solo. Ada berapa banyak pintu airnya tadi? Duh gk ngitungin. Katanya bendungan ini dibuat saat jaman penjajahan Belanda. Entah tahun berapa. Nanti deh saya carikan infonya.

Dari bendungan kami bergerak menuju Tanjung Pendam. For the sunset. Tapi sayangnya berawan. Gk bagus. Masih keren sunset di atas parkiran mall metropolitan bekasi. Ahiya.. Tanjung Pendam tadi airnya surut hampir 500 meter ke tengah laut. Banyak kerang2. Tapi gk ada yang lucu.

Hampir semua objek wisata yang hari ini saya kunjungi bermasalah dengan toilet, air, dan mushola. Huft..parah. Toilet kalau ada airnya itu pun kotor. Iuuhh..mana tega makenya. Tempat sholatnya gak ada. Ampun dijeee! Di Pantai Tanjung Pendam ada mushola sih. Tapi...air untuk wudhu susah didapat. Hah...dudul. Dari 4 kran cuma 1 kran yg bisa dipake alias keluar air. Padahal sumurnya dangkal kok. Cuma berkedalaman 1,5 meter. Nah brarti sebenarnya air gak masalah kan? Yang bermasalah adalah sistem distribusi airnya. Harus dibenahi.

Menurut saya, pulau Belitung ini baru mulai merintis dunia pariwisatanya. Semoga pemerintah daerah bisa lebih perhatian dan mengelola dengan baik. Potensinya sangat..sangat bagus. Pantainya keren. Penginapan lebih didekatkan ke obyek wisatanya. Fasilitas umum di obyek wisatanya itu juga perlu dibenahi.

Yap..tetap semangat untuk pemkab belitung.

Trip Laskar Pelangi #2

Masih trip hari pertama. Setelah makan mie belitung, bukan mie belatung ya. Hehe... Kami langsung menuju hotel martani untuk check in. Saya sekamar berdua dengan mb Titi. Ganti kostum. Cuma ganti celana jeans sih jadi celana pendek. Biar leluasa gitu main air di pantai. ^^v Langsung otw ke Pantai Burong Mandi. Perjalanan ditempuh 1,5 jam dengan bis. Dan pemandangan yang disuguhkan rumah penduduk pribumi, hutan semak, rumah penduduk lagi. Begitu seterusnya sampai di Pantai Burong Mandi. Pantainya... biasa saja. Seperti pantai Sanur yang sepi pengunjung. Ah iya..seperti pantai dekat rumah saya sewaktu masih perawan. Belum banyak pengunjungnya. Udah mulai bosen. Sepi gak ada yang seru. Saya kira ada banyak burung yang mandi. Ternyata...siingg...sepi. Eh malah berlama2. Menyebalkan.

Setelah makan siang. Kami cabs ke Vihara Kwan Im. Yang tadi kami lewati ketika menuju Pantai Burong Mandi. Vihara yang cantik. Didominasi warna merah pada dinding dan ornamen2nya. Vihara ini dibangun di atas bukit berbatu. Perpaduan yang keren antara bangunan dan batu2 sebesar bangunan. Vihara ini dibangun tahun 1447. Posisi vihara ini menghadap ke laut dan membelakangi hutan. Yang menurut fengshui adalah posisi yang sangat bagus. Oh really? Puas berfoto2. Next destination is Pantai Bukit Berbatu. Kirain Pantai Bukit Berbunga. Malah nyanyi deh. ^_- Di sini sumpe deh...pantainya cantik banget. Indah banget. Birunya itu lho gak nahan. Keren. Batu2 besarnya juga bikin tambah eksotis. Cool. Bisa betah nih di sini. Oh iya.. Di pantai ini juga benar2 sepi. Jarang pengunjung. Jadi bisa dibilang masih bersih. Sampah2 dari pengunjung cuma dikit. Gak seperti pantai yang padat pengunjung. Sampah2 plastik, kaleng, dsb banyak. Pantai Bukit Berbunga masih butuh investor untuk mengelola. Biaya masuk pantai sebesar Rp 5000. Toilet ada. Air juga ada. Tapi nimba sendiri dari sumur dekat toilet itu. Bwahahaha... Ada2 saja.

Next destination are SD Muhammadiyah Gantong dan Bendungan Pice. Seperti apa ya? Masih dalam perjalanan. Payah nih..turnya out of schedule. Harusnya sekarang jam 15.20 udah otw ke Pantai Tanjung Pendam untuk liat sunset. Uuhh...dasar guide gak komunikatif, gak informatif, gak profesional. Tidak pintar.

Fotonya kali ini menyusul ya.

Trip Laskar Pelangi #1


Hari pertama
Sabtu, 13 maret 2010

Ikutan tur Belitung bersama Sunburst Adventure. Meeting point di bandara soekarno hatta jam 5 pagi. Karena penerbangan dijadwalkan ikut yang jam 6.20, mau gak mau saya harus bangun jam 2.30 dini hari. Saat teman2 kos masih terlelap, saya sudah harus mandi berdingin2 ria. Brrr...

Jam 3.20 berangkat ke pool bis Damri diantar teman. Tengkyuh, bang. Hehe... Ternyata ojek pagi buta gitu blm ada. Karena gak dapet bis Damri jam 3.30, yah mau gak mau naik yg jam 4. Masih tersisa hawa2 ngantuknya, selama perjalanan Bekasi-Bandara saya tidur. Lumayan 1 jam. Saking nyenyaknya tidur badan ampe miring2 dan...jdukk...pipi saya kepentok. Auch...sakit. Hiks...tapi tetep...lanjut tidurnya. Hahay...

Jam 7.20 sampai juga di bandara hanandjoedin. Benar2 bandara imut2. Kecil. Lebih kecil daripada adisutjipto jogja. Dan belt conveyor panjangnya cuma 4-5 meter dan gak muter. Jadi, klo yang punya belum ambil bagasi, dilemparlah itu tas. Hahaha...parah.

Keluar dari bandara. Seperti bukan keluar dari bandara. Area sekitar bandara, rumah2 penduduk jarang2. Jarak rumah satu dengan lainnya sekitar 3-4 meter. Tanpa pagar. Pasti lebih akrab ama tetangganya. Mantap gan.

Destinasi pertama adalah makan Mie Belitung 'Atep'. Rame gila. Semua tur agen mampir ke situ. Jadinya ANTRI!! Hadehh!!

Rasanya mie belitung? Mmm..bagaimana ya mendeskripsikan. Mie basah diguyur kuah kental (hujan..kale diguyur...) Ada taoge, kentang, timun, udang..apa lg ya tadi. Rasanya..biasa aja. Gk ada yg istimewa. Huahahaha..

Sudah dulu ya. Kenyang. Otw to hotel.

12 March, 2010

Tanah Sepetak Tanah

Semalam banyak bicara-bicara alias ngobrol dengan ibu via telepon...ehm...maksud saya hp. Saya jadi bertanya2 mengenai biaya mengurus sertifikat hak milik tanah dari letter c. Yang kata ibu biayanya mencapai 11 juta rupiah. Bahkan 17 juta rupiah. WHAT?!

I am wondering...biaya belasan juta rupiah itu untuk apa saja? Rincian biayanya itu. Bayar petugas pengukur tanahkah? Biaya mengetik sertifikat kah? Biaya tinta stempel? Banyak sekali. Nah...klo misalkan harga beli tanah yg belum bersertifikat saja cuma 10 juta, lah...biaya pembuatan SHM 11 juta. Malah gedean biaya pembuatan SHM-nya dibandingkan harga tanahnya.

Malah katanya dari tanah berstatus patok d ato letter c (entah bener ato gak nulisnya) untuk bersertifikat hak milik harus dijadikan sertifikat hak guna bangunan dulu. Itu berbiaya 7 juta! Beuh... Jadi untuk sepetak tanah aja butuh puluhan juta sendiri hanya untuk pembuatan SHM.

Pantas saja orang2 rela ribut dan ricuh demi sepetak tanah. Bahkan rela perang dingin dengan saudara kandung sendiri. Fhew...

Kasihan ya orang2 di kampung yang tanahnya masih berstatus patok d atau letter c. Mereka mana ada uang sebanyak itu. Jadi kalau tiba-tiba beberapa puluh tahun kemudian ada yang mengklaim tanah itu, karena punya SHM tanah itu.

Tanah oh tanah. Padahal pada akhirnya manusia hanya butuh tanah berukuran 2x1 tanpa sertifikat. Jadi, bodohlah orang-orang itu yang bertikai hanya karena sepetak tanah. BAKA NE!!

08 March, 2010

Note #2

Tentang waktu, orang sering berlebihan dalam dua hal: menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan. Ada yang terkadang dilupakan manusia, yaitu bahwa ia mempunyai hari ini yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik2nya.

Dan ingatlah, masa depan itu dimulai dari hari ini.

Can't Stand

23.32

Calling… 081328090xxx

^merajuk^

I can’t stand hear that voice.

I LIKE HEAR YOUR VOICE.

Ketika kestupidan terulang lagi.

01 March, 2010

note #1

Cobalah untuk mengerti tidak hanya dari sudut pandangmu saja, tapi juga dari kepentingan orang lain.

Asinan Manisan

Tau dan pernah makan asinan atau manisan dong? Tau cara bikinnya? Bahan dasar yang akan dibikin asinan atau manisan direndam dengan larutan bumbu-bumbu beberapa waktu. Entah apa itu. Heheh… belum pernah bikin sih. ^^v

Begitu juga seseorang. Bisa menjadi ‘asin’. Bisa menjadi ‘manis’. Karena lingkungan sekitarnya. Kecuali manusia itu batu kali ya jadi gak terpengaruh. ^^

Seorang teman pernah berkata,

‘ awas…nanti terpengaruh loh.’

‘ ah… tenang aja. Gak akan terpengaruh kok.’ Timpal saya.

Dan ternyata… saya terpengaruh juga. Mending kalo terpengaruh menjadi baik. Nah kalo jadi buruk? Widiw…

Ketika saya SD dan SMP, teman-teman saya banyak yang pintar-pintar. Yah paling tidak begitulah anggapan saya mengenai mereka. Tingkat kompetisinya sangat tinggi. Saya jadi terpengaruh untuk berkompetisi juga. Rajin belajar. Supaya bisa paling tidak menyamai mereka. Menjadi terpacu dalam melodi…halah.

Seperti halnya bahasa percakapan yang digunakan sehari-hari. Dialek saya banyak berubah setiap kali pindah sekolah dan lingkungan bermain. Sewaktu SD dan SMP, lebih terwarnai dengan bahasa Jawa Cilegon. Ketika melanjutkan sekolah SMA di Jogja. Lebih njawani. Lebih halus. Gak begitu galak. Walo masih galak juga sih. ^^ Sangat-sangat berwarna Jawa. Hah… Saya ini mudah sekali terpengaruh. Berteman dengan teman-teman dari Sumatera, gaya bahasa saya jadi seperti mereka. Payah saya ini. ^^

Ini masih tentang dialek ucapan. Bagaimana jika bukan sekedar berbahasa, tapi sudah mempengaruhi tingkah laku. Lebih gawat lagi bukan? Mending kalo tingkah laku yang baik, nah…kalo jelek? Bisa berabe bukan? Ternyata lingkungan itu sangat mempengaruhi seseorang. Dan karakter seseorang juga terbentuk karena lingkungannya.

Maka itu pintar-pintarlah memilih lingkungan pertemanan. Jika memang berada dalam lingkungan yang ‘gelap’, pastikan tetap menyalakan ‘lilin’ dan jaga jangan sampai padam. Bahkan jika perlu, membesarlah sehingga menjadi terang. Ingat cahaya memanggil kegelapan, kegelapan memanggil cahaya.

1 Maret 2010

Wateva...
Mau nulis apa ya di awal maret ini. Ah iya.. Met milad buat temanku Ietha. Semoga jadi ibu dan istri yg terbaik. Amin.

Ada beberapa postingan yang tertunda. Bahkan belum selesai. Berhubung saya menulisnya di imel kantor. Jadi gak bisa saya selesaikan di kos. Uhmm..bisa sih tapi lagi gak ada pulsa inet. Jadi gmn dunk? Kan posting via imel kantor gratis akses inet. Hahay...

Hari ini ja dah ngajak Rio dalam rangka wifi-an. Hehe...

Udah ah. See u on next post.