08 January, 2010

Bi Asertif

Hari rabu kemaren (06/01/10) saya pergi ke supermarket untuk membeli coklat. Dari sekian kasir yang ada, saya memilih kasir di bagian paling kanan, dekat dengan penitipan tas. Karena kasir yang lain pembelinya bawa barang belanjaan banyak banget.

 

Di depan saya ada 2 orang pembeli. Akhirnya giliran saya dilayani oleh kasir. Tiba-tiba dari belakang ada mbak-mbak berkerudung dan berbaju ungu menaruh sekantong buah jeruk di meja kasir. “maaf sebentar”. Kemudian beliau ini menuju tempat penitipan tas untuk mengambil titipannya. Dan entah mengambil barang lain. Lalu langsung menyela saya yang jelas-jelas itu giliran saya. Benar-benar kesal. Br*ngs*k!! Saya kira dia sudah ada abelanjaan sebelumnya di kasir dan masih ada barang yang lupa untuk dibeli. Itu gak ada!!!! Jelas-jelas dia menyela antrian. Kala itu keadaan emosi dan mood saya tidak bagus. Sangat…sangat tidak bagus. Hampiiirrr saja saya marah. Muntab. Tapi kalo saya marah, pasti saya nangis. Gak kuat. Jadi saya diamkan saja sambil saya liatin dari ujung kepala sampai kaki dengan yah…dengan ekspresi marah. Eh…tapi ini orang gak sadar juga. Sh*t!! Gak tau sopan santun. Gak tau adab.

 

Selesai membayar belanjaan saya, saya bener-bener ngomel2 pada teman saya. Yang kebetulan juga pergi belanja dengan saya. Curhat abis. Kata teman saya “ Itulah jeleknya kamu. Gak mau ngomong langsung.” Apa saya bukan orang yang asertif?

 

Asertifitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. (www.e-psikologi.com)

 

Menurut kamus Wikipedia assertivenesss is a trait taught by many personal development experts and psychotherapists and the subject of many popular self-help books. It is linked to self-esteem and considered an important communication skill.

 

Berarti saya harus banyak berlatih ya untuk menjadi seorang yang asertif. Kebanyakan dan sering saya memendam apa yang saya rasakan dan pikirkan terutama untuk mengatakan bahwa saya tidak suka atau tidak setuju dengan sesuatu hal. Pasti tidak baik untuk kesehatan badan jika terus menerus memendam kesedihan dan kemarahan tanpa diungkapkan. But I really can’t do that. Karena jika saya marah dengan berkata-kata pasti saya yang kalah. Dan akhirnya saya menangis. Dudul kan itu namanya.

 

Sudah seringkali saya memendam ketidaksukaan saya terhadap sesuatu. Sehingga masalah makin berlarut-larut. Padahal hanya hal sepele. Itu karena saya tidak mengatakan langsung apa yang saya rasakan dan pikirkan.

 

Yup…marilah belajar menjadi asertif.

1 comment:

Dimaz Julio said...

berikut referensi tentang berperilaku asertif :
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1240/1/10507299.pdf