18 October, 2006

Mianhada

Sudah 2 sore terakhir ini saya selalu menyambangi kolam ikan di belakang rumah. Saya merasa bersalah setiap kali melihat kolam ikan. Sekedar melihat, mencari, dan menyelamatkan yang perlu diselamatkan.3 hari yang lalu saya dan ibu saya menengok keadaan 3 ekor ikan mas yang baru dibeli dan menguras kolam. Sehat dan tidak terlihat lagi tanda-tanda jet lag.^^' Tiba-tiba..apa itu? seperti kecebong. Ternyata anak-anak ikan mujaer (atau gurame?). Wew...mereka dikejar-kejar ikan dewasa lainnya. Harus diselamatkan. Akhirnya saya turun ke kolam dan mulai berburu anak ikan dengan bekas saringan santan, kemudian diselamatkan di rumah sementara, ember plastik. Fiuuhh...selesai juga. Auchh...punggungku sakit. Seperti sudah nenek-nenek saja saya ini. Setelah sedikit eyel-eyelan dengan ibu saya tentang dimana lokasi ember plastik akan ditaruh. Ember plastik berisi anak-anak ikan tetap ditaruh di dalam kolam sesuai instruksi ibu saya. Setelah selesai menguras kolam, diisi kembali dengan mengalirkan air dari kran. Done.

Ibu saya mulai memasak untuk buka puasa. Kran dibiarkan terbuka. Ibu saya pergi ke arah kolam ikan.

"Ta...anak-anak ikannya gak ada semua di ember plastik. Kebanyakan airnya. Anak-anak ikannya dimakan ama ikan yang gede."

Apa?!! Sia-sia sudah yang dikerjakan. Anak-anak ikan semuanya tidak ada. Habis dimakan. Maksud hati ingin menyelamatkan supaya tidak diekjar-kejar dan dimakan ikan yang besar. Ini malahan...Maaf ya ibu ikan. Anak-anakmu mati tidak ada semua. Ikan yang besar pasti serasa diberi makan, karena semua anak-anak ikan berada dalam satu tempat.Hiks...Don't put eggs in the one basket.

Maaf ya ibu ikan.

No comments: