21 July, 2009

ada batasnya

Hari ini (210709) Menik berkata pada saya bahwa sepertinya saya tidak terlihat sedih sepeninggal bapak. Eh...iyakah? Hehe... saya hanya bisa menjawab 'sedihlah. tapi kenapa lama2. Mau gmn lg?'. Dia berkata seperti itu karena melihat saya masih aja ketawa2, cengangas cengenges.. padahal baru ditinggal bapak 2 minggu yang lalu. Mungkin karena belum pulang ke rumah di Suralaya kali, jadi belum terasa kehilangannya.

Tentunya saya sangat sedih, sangat kehilangan, sangat merindukannya. Tapi gak harus dengan menangis kan? Atau menunjukkan wajah sedih. Saya teringat sebuah artikel -entah sapa yang menulis- tentang kepergian. Lihatlah dari sisi yang pergi bukan yang ditinggalkan. Mungkin itu menjadi yang terbaik untuknya. Ya. Mungkin itu yang terbaik untuk bapak, juga untuk kami.

Kepergian bapak membawa hikmah, kami jadi bersatu bahu membahu. Jadi saling sapa lagi antar saudara. Saya senang. Karena sudah lama sekali tidak melihat dan merasakan hal itu. Ah...tapi kenapa harus menunggu ada yang tertimpa musibah ato kesedihan untuk bisa rukun kembali? Semoga bukan hanya sementara. Terimakasih ya pak.

Be strong.
Be unite.
Always and forever...

No comments: